Pemeriksaan Serologi untuk Diagnosis Sifilis

Authors

  • Ambar Aliwardani Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/RSUD Dr. Moewardi, Surakarta, Indonesia
  • Putti Fatiharani Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/RSUD Dr. Moewardi, Surakarta, Indonesia
  • Fiska Rosita Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/RSUD Dr. Moewardi, Surakarta, Indonesia
  • Endra Yustin Ellistasari Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret/RSUD Dr. Moewardi, Surakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.55175/cdk.v48i11.155

Keywords:

sifilis, VDRL, TPHA, pemeriksaan serologi

Abstract

Sifilis merupakan infeksi kronis bakteri T. pallidum subspesies pallidum dengan manifestasi klinis dapat menyerupai penyakit kulit lain. Diagnosis sifilis dari anamnesis dan pemeriksaan fisik harus selalu didukung oleh temuan laboratorium. Pemeriksaan serologi untuk deteksi antibodi terdiri dari pemeriksaan non-treponema untuk skrining dan evaluasi pengobatan serta pemeriksaan treponema untuk konfirmasi diagnosis. Klinisi hendaknya memahami pemeriksaan serologi agar dapat memilih pemeriksaan yang tepat sesuai klinis dan menentukan terapi.

Syphilis is a chronic infectious disease caused by the bacteria T. pallidum subspecies pallidum with clinical manifestations resembling other skin diseases. Diagnosis should always be supported by appropriate laboratory findings. Serological examination to detect antibodies consists of non-treponema examination for treatment screening and evaluation and treponema examination for diagnosis confirmation. Clinicians should be able to choose the appropriate examinations for diagnosis and therapy.

Downloads

Download data is not yet available.

References

French P, Gupta S, Kumar B. Infectious syphilis. In: Gupta S, Kumar B, editors. Sexually transmitted infections. 2nd Ed. New Delhi: Elsevier ; 2012 .p. 454-77.

Passos MRL. Syphilis. In: Passos MRL, Filho GLDA, Coelho ICB, Moreira LC, Nahn Jr EP, Eleuterio Jr J, editors. Atlas of sexually transmitted diseases: Clinical aspects and differential diagnosis. Switzerland: Springer; 201 .p. 15-104.

World Health Organization. Report on global sexualy transmitted infection surveilance. Geneva : WHO; 2018 .p. 1-3.

Mikalova L, Smajs D. Sexually transmitted treponematoses. In: Singh Sunit K, editor. Diagnostics to pathogenomics of sexually transmitted infections. Hoboken: John Wiley & Sons; 2018 .p. 211-3.

Efrida, Elvinawaty. Imunopatogenesis Treponema pallidum dan pemeriksaan serologi: Tinjauan pustaka. Jurnal Kesehatan Andalas 2014 ;3(3):572-87.

Rosana Yeva. Pemeriksaan laboratorium mikrobiologi infeksi menular seksual. In: Daili SF, Nilasari H, Makes WI, Zubier F, Rowawi R, Pudjiati SR, editors. Infeksi menular seksual. 1st Ed. Jakarta : Balai Penerbit FK UI; 2017 .p. 45-53.

Indriatmi Wresti. Sifilis. In: Daili SF, Nilasari H, Makes WI, Zubier F, Rowawi R, Pudjiati SR, editors. Infeksi menular seksual. 1st Ed. Jakarta : Balai Penerbit FK UI; 2017 .p.103-29.

Association of Public Health labratories. Consultation on laboratory diagnosis of syphilis Meeting Summary Report. Atlanta .2018 : 3-36.

Kinghorn Gr, Omer R. Syphilis and congenital syphilis. In: Griffiths CEM, Barker J, Bleiker T, Chalmers R, Creamer D, editors. Rooks textbook of dermatology. 9th Ed. West Sussex : John Wiley and Sons; 2016 .p. 820-52.

Tuddenham SA, Zenilman JM. Syphilis. In: Kang S, Amagai M, Bruckner AL, Enk AH, Marholis DJ, McMichael AJ, Orringer JS, editors. Fitzpatrick’s dermatology. 9th Ed.New York: McGraw-Hill Educationl 2019 .p. 3178-72.

Centers for Disease Control and Prevention. Syphilis treatment and care [Internet]. 2020 [cited 2020 Jul 19]. Available from: https://www.cdc.gov/std/syphilis/treatment.htm.

Rowawi, Rasmia. Sifilis laten: Diagnosis dan pengobatan: Tinjauan pustaka. Global Medical and Health Communication. 2013;1(2):79-86.

Rowawi R, Djajakusumah TS, Achdiat PA. Sifilis pada pasien HIV/AIDS. In: Hidayati AN, Daili SF, Niode Nj, Indriatmi W, Budiono SE, Barakbah J, editors. Manifestasi dan tatalaksana kelainan kulit dan kelamin pada pasien HIV/AIDS. 1st Ed. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2018 .p. 19-50

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman tata laksana sifilis untuk pengendalian sifilis di layanan kesehatan dasar. 1st Ed. Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta; 2016 .p. 1-33.

Effendi Ida. Pemeriksaan molekular Treponema pallidum: Tinjauan pustaka. J kedokt meditek. 2018;24(68):82-92

Ridley JW. Imunologi and serology. In: Belegarde M, Souza A, editors. Essentials of clinical laboratory science. 1st Ed. USA: Delmar cengage learning; 2011 .p. 401-6.

Nayak S, Acharjya. VDRL test and its interpretation. Indian J Dermatol. 2012;57(1):3-8

Sinaga Herlando, Said TA. Hasil pemeriksaan Treponema pallidum haemagglutination assay dan Treponema pallidum rapid pada penderita sifilis di Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Papua. Forikes-ejournal. 2019;10(2):88-92.

Downloads

Published

01-11-2021

How to Cite

Aliwardani, A., Fatiharani, P., Rosita, F., & Ellistasari, E. Y. (2021). Pemeriksaan Serologi untuk Diagnosis Sifilis. Cermin Dunia Kedokteran, 48(11), 380–384. https://doi.org/10.55175/cdk.v48i11.155