Faktor-Faktor Penyebab Pengembalian Berkas Resume Medis IGD RSCM oleh Verifikator BPJS Kesehatan

Authors

  • Hadiki Habib Instalasi Gawat Darurat, Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, Indonesia
  • Radi Muharris Mulyana Instalasi Gawat Darurat, Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, Indonesia
  • Imamul Aziz Albar Instalasi Gawat Darurat, Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, Indonesia
  • Septo Sulistio Instalasi Gawat Darurat, Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.55175/cdk.v45i4.797

Keywords:

Jaminan Kesehatan Nasional, resume medis, verifikator

Abstract

Pendahuluan: Sejak dijalankan tahun 2014, program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan terus mengalami perbaikan. Penyebab klaim tidak dapat diproses perlu dianalisis, diidentifikasi, dan diperbaiki, oleh karena itu perlu didentifikasi. Penelitian dilaksanakan di RSCM bulan Januari sampai November 2017, atas data rekam medis, berupa resume medis, hasil koding, dan rincian biaya. Dari 855 resume medis yang gagal verifikasi, diambil sampel 270 berkas secara acak. Sebanyak 215 (79,6%) resume medis dapat dibaca dengan baik, sehingga memudahkan proses telaah. Sebanyak 206 (76,3%) resume medis lengkap. Hampir separuh (49%) kasus tidak gawat darurat. Dari resume medis yang memang melaporkan pengelolaan kasus gawat darurat, hanya 58% diagnosis yang menggambarkan kegawatdaruratan. Masih ada 22,6% koding yang tidak sesuai dengan diagnosis yang tertulis di resume medis.

 

Introduction: Since its inception in 2014, Indonesian National Health Insurance Program has been continually improved. Causes of unsuccessful claims need to be recognized and analyzed. The survey was done in Cipto Mangunkusumo General Hospital, Jakarta, Indonesia from January till November 2017. From 855 unsuccesful claims, 270 medical records were randomly retrieved. A sum of 215 (79.6%) records were readable and can be analyzed; 206 (76.3%) were complete. Nearly half (49%) cases were not an emergency. Among reported emergencies, only 58% diagnosis was compatible with emergency condition. And 22.6% coding were not compatible with diagnosis in medical resume.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 59 tahun 2014 tentang standar tarif pelayanan kesehatan dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan. 2014.

Kusumaningtyas DRS, Kresnowati L, Ernawati D. Analisa perbedaan biaya riil rumah sakit dengan tarif INA-CBGs 3.1 untuk kasus persalinan dengan sectio caesaria pada pasien jamkesmas di RSUD Tugurejo Semarang triwulan 1 tahun 2013. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat UDINUS; 2013.

Ardianty R. Analisis implementasi program Jamkesmas di Rumah Sakit PMI Bogor tahun 2012. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; 2012.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 71 tahun 2013 tentang pelayanan kesehatan pada jaminan kesehatan nasional. 2013.

BPJS. Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 1 tahun 2014 tentang penyelenggaraan jaminan kesehatan. 2014.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 28 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan program jaminan kesehatan nasional. 2014.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Sistem Indonesian Case Base Groups (INA-CBGs). 2014.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis 2008.

Thomas J. Medical records and issues in negligence. Indian J Urol. 2009;25(3):384-8.

Irmawati, Sugiharto, Susanto E, Astrianingrum M. Faktor-faktor penyebab pengembalian berkas klaim rawat inap oleh verifikator BPJS Kesehatan di RSUD Tugurejo. Prosiding Seminar Nasional Rekam Medis dan Informasi Kesehatan; 2016 .p. 124-6.

Amalia FP. Analisis kepatuhan dokter dalam mengisi formulir care plan pada rekam medis pasien rawat inap di RSUP Fatmawati tahun 2016. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; 2017.

Furukawa MF. Electronic medical records and the efficiency of hospital emergency departments. Medical care and research review 2011;68(1):75-90.

Mortensen K. Copayments did not reduce medicaid enrolless non emergency use of of emergency departments. Health affairs 2010;29(9):1643-9.

Redstone P, Vancura JL, Barry D, Kutner JS. Nonurgent use of the emergency department. J Ambulatory care manage 2008;31(4):370-6.

Uscher-Pines L, Pines J, Kellerman A, Gillen E, Mehrotra A. Deciding to visit the emergency department for non-urgent conditions: A systematic review of the literature. Am J manag Care 2013;19(1):47-59.

Raven M, Lowe RA, Maselli J, Hsia RY. Comparisonof presenting complaint vs discharge diagnosis for identifying ’non-emergency’ emergency department visits. JAMA. 2013;309(11):1145-53.

Sommers A, Boukus ER, Carrier ER. Dispelling myths about emergency department use: majority of medicaid visits are for urgent or more serious symptoms. Washington, DC: Center for Studying Health System Change; 2012.

Joint Commission Perspectives. Standards revisions addressing patient flow through the emergency department. Joint Commission on Accreditation of Healthcare Organizations 2012;32(7):1-4.

Downloads

Published

02-04-2018

How to Cite

Habib, H., Mulyana, R. M., Albar, I. A., & Sulistio, S. (2018). Faktor-Faktor Penyebab Pengembalian Berkas Resume Medis IGD RSCM oleh Verifikator BPJS Kesehatan. Cermin Dunia Kedokteran, 45(4), 251–254. https://doi.org/10.55175/cdk.v45i4.797

Issue

Section

Articles