Sindrom Koroner Akut Setelah Penyemprotan Insektisida: Hubungan yang Diduga dengan Paparan Organofosfat

Laporan Kasus

Abstrak

Pendahuluan: Organofosfat adalah salah satu insektisida yang paling sering digunakan untuk mengendalikan vektor/nyamuk. Baik keracunan organofosfat maupun biodiesel (bahan pelarut yang sering digunakan pada metode penyemprotan di luar ruang) dapat memiliki manifestasi kardiovaskular. Kasus: Seorang laki-laki berusia 58 tahun datang dengan keluhan sesak napas mendadak setelah melakukan penyemprotan insektisida 1 jam sebelum masuk rumah sakit. Pada pemeriksaan tidak ditemukan gejala SLUDGEM (salivation, lacrimation, urination, defecation, gastrointestinal distress, emesis, miosis). Didapatkan ronki pada kedua lapang bawah paru, dan EKG 12 sadapan menunjukkan elevasi ST padaV1–V6. Tidak ada nyeri dada sebelumnya. Pasien mendapat oksigen, loading antiplatelet, serta terapi insulin untuk hiperglikemia dan dipersiapkan untuk PCI primer. Angiograf koroner menunjukkan oklusi total LAD segmen tengah, dan pemasangan drug-eluting stent menghasilkan aliran TIMI 3 akhir. Diskusi: Dispnea memiliki berbagai penyebab, termasuk keracunan organofosfat (OP), yang dapat menyebabkan sindrom kolinergik, gangguan pernapasan, dan komplikasi kardiovaskular yang mengancam nyawa. Pengenalan dini melalui evaluasi diagnostik cepat dan intervensi tepat waktu seperti atropin, oksim, dan terapi reperfusi pada STEMI sangat penting untuk meningkatkan angka kelangsungan hidup dan hasil pengobatan. Simpulan: Pengenalan dini dan revaskularisasi segera sangat penting pada pasien STEMI untuk mengurangi luas infark dan memperbaiki luaran atau outcome. Paparan terhadap organofosfat berkaitan dengan efek kardiovaskular, dan dokter klinisi perlu mempertimbangkan oklusi koroner akut pada pasien dengan keluhan respirasi pasca-penyemprotan insektisida, meskipun tanda tanda kolinergik klasik.