Hubungan antara Pengetahuan mengenai Pityriasis versicolor dan PHBS dengan Kejadian Pityriasis versicolor pada Santri Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren X Kecamatan Mempawah Hilir
DOI:
https://doi.org/10.55175/cdk.v45i1.832Kata Kunci:
Pengetahuan, PHBS, pityriasis versicolorAbstrak
Pityriasis versicolor merupakan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur spesies Malassezia, ditemukan pada 20-25% penduduk dunia, lebih sering di area lembap dan temperatur cukup tinggi, seperti Kalimantan Barat dengan suhu rata-rata 25,8-28,33°C dan kelembapan 60-98%. Penelitian ini menganalisis hubungan antara pengetahuan mengenai pityriasis versicolor dan PHBS dengan kejadian pityriasis versicolor di kalangan santri Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Pondok Pesantren X Kecamatan Mempawah Hilir, menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 139 orang, di mana 45 orang di antaranya menderita pityriasis versicolor. Sebanyak 57,6% subjek memiliki pengetahuan baik tentang penyakit pityriasis versicolor dan 93,3% subjek memiliki Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang baik. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan pityriasis versicolor dan PHBS dengan kejadian pityriasis versicolor pada santri MTs di Pondok Pesantren X Kecamatan Mempawah Hilir.
Pityriasis versicolor is fungal skin infection caused by Malassezia, found in 20-25% human population, mostly in moist and high temperature area, such as in West Borneo with an average temperature 25,8-28,33°C and humidity 98%. This cross-sectional study analyzed the correlation between knowledge on pityriasis versicolor and clean and healthy behavior with pityriasis versicolor incidence among Madrasah Tsanawiyah (MTs) students in Islamic Boarding School X Subdistrict Mempawah Hilir, using an observational analytical method with a cross-sectional approach. A total of 139 students were included, 45 diagnosed with pityriasis versicolor. A proportion of 57,8% subjects had a good knowledge on pityriasis versicolor and 93,3% had a good clean and healthy behavior. No correlation between knowledge on pityriasis versicolor and clean and healthy behavior with pityriasis versicolor incidence among MTs students in Islamic Boarding School X Subdistrict Mempawah Hilir.
Unduhan
Referensi
Budimulja U. Mikosis. In: Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 5th ed. Jakarta: FKUI 300-33.
Havlickova B, Victor A, Friedrich M. Epidemiologicl trends in skin mycoses worldwide. Vol. 52. Vijayawada: Blackwell Publishing; 2008. p. 5.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Suhu dan kelembaban Kalimantan Barat [Internet]. 2016. Available from: http://emedicine.Bmk.go.id/bmkg_pusat/Depan.bmkg
Dinas Kesehatan Kota Pontianak. Prevalensi kejadian penyakit jamur akibat infeksi. Departemen Kesehatan; 2015.
Dinas Kesehatan Kabupaten Mempawah. Rekapitulasi algoritma klinis Puskesmas Kabupaten Mempawah. 2012.
Puskesmas Kecamatan Mempawah Hilir. Penyakit infeksi akibat jamur. 2015.
Effekharjo Y, Balal A, Taghavi M, Rahimi Z, Nikaein D. Epidemiology and prevalence of superficial fungal infections among dormitory students in Tehran Iran. JMR. 2015;2(1):49–54.
Mustafa A, Budiastuti A, Farida H. Prevalensi dan fakor resiko terjadinya pityriasis versicolor pada polisi lalu lintas Kota Semarang. J MMM. 2015;3(1):6.
Rofiyati W. Gambaran pengetahuan dan perilaku hidup bersih di pondok pesantren Nurul Harromain Sentolo Kulon Progo. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta; 2012.
Frick H. Dasar-dasar arsitektur ekologis konsep pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan. Semarang: Universitas Katholik Soegijapranata; 2007 .p. 18-25
Sastroasmoro S. Dasar-dasar metodelogi penelitian klinis. 4th ed. Jakarta: Sagung Seto; 2011. p. 219-324.
Kumar JD, Sengupta S, Dwari BC, Ram MK. Pityriasis versicolor in the pediatric group. Indian J Dermatol Venerol Leprol. 2005;71(4):259–61.
Ebrahimzadeh A. A survey on pityriasis versicolor in the University Students in Southeast of Iran.2009;29(1):1–5.
Banerjee S. Clinical profile of pityriasis versicolor in a referral hospital West Bengal. J PAD. 2011;21(4):248–52.
Mahe A, Hay RJ. Epidemiology and management of common skin diseases in children in developing countries. 12th ed. Geneva: World Health Organization; 2005. p. 1-8
Tan T, Reginata G. Uji provokasi skuama pada pityriasis versicolor. CDK. 2015;42(6):471–4.
Partogi D. Pityriasis dan Diagnosis Bandingnya. Medan: Universitas Sumatera Utara; 2008.
Mustofa A. Prevalensi dan faktor resiko terjadinya pityriasis versicolor pada polisis lalu lintas Kota Semarang. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro; 2014.
Elsanata U. Hubungan praktik kebersihan terhadap kejadian pityriasis versicolor studi observasi analitik pada santri laki-laki di Pondok Pesantren Asy-Syarifah Demak. Semarang: Universitas Sultan Agung; 2015.
Hald M, Arendrup M, Svejgaard E, Lindskov R, Foged E, Saunter D. Evidance-based danish guidelines for treatment of Malassezia-related skin disease. J Acta Derm. 2015;95:12–9.
Mahmoudabadi AZ, Mossavi Z, Zarrin M. Pityriasis versicolor in Ahvaz, Iran. J Microbiol. 2009;2(3):92–6.
Ramdan AA, Iswari R, Wijaya A. Pola penyakit santri di pondok pesantren modern Asslamah. J Unnes. 2013;2(1):1–8.
Badri M. Media penelitian dan pengembangan kesehatan. MPK. 2015;25(2):141–6.
Sajida A. Hubungan personal hygiene dan sanitasi lingkungan dengan keluhan penyakit kulit di Kelurahan Denai Kecamatan Medan denai Kota Medan Tahun 2012. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara; 2012.
Notoatmodjo S. Kesehatan masyarakat ilmu dan seni. Jakarta: Rijeka Cipta; 2007. p;16-7
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2018 https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.