Faktor Risiko Katarak di Wilayah Kerja Puskesmas Astambul, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.55175/cdk.v51i4.857Kata Kunci:
Faktor risiko, katarak, kebutaanAbstrak
Latar Belakang. Indonesia memiliki angka kebutaan tertinggi di Asia Tenggara; 81,2% disebabkan oleh katarak. Prevalensi kebutaan katarak di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 87,9%. Faktor risiko penyebab katarak antara lain usia, jenis kelamin, penyakit penyerta, seperti diabetes melitus dan hipertensi, penggunaan steroid, riwayat merokok, dan paparan sinar ultraviolet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kejadian dan faktor risiko katarak di wilayah kerja Puskesmas Astambul. Metode. Penelitan observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Periode penelitian bulan Januari-Februari 2023 menggunakan data primer kunjungan puskesmas, kegiatan posbindu, dan posyandu lansia. Data dianalisis dengan uji chi-square. Hasil. Nilai p untuk usia p=0,046, jenis kelamin p=0,251, jenis pekerjaan p=0,027, diabetes melitus p=0,028, hipertensi p=0,023. Simpulan. Terdapat hubungan bermakna antara kejadian katarak dengan usia, diabetes melitus, hipertensi, dan jenis pekerjaan. Tidak terdapat hubungan bermakna kejadian katarak dengan jenis kelamin.
Unduhan
Referensi
Ilyas S. Ilmu penyakit mata. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2015.
Departemen Ilmu Kesehatan Mata FKUI. Buku ajar oftalmologi edisi pertama. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2020.
World Health Organization. Global Data Visual Impairment. 2012.
Kementerian Kesehatan Indonesia. Situasi gangguan penglihatan. Infodatin Kemenkes RI [Internet]. 2018. Available from: https://pusdatin.kemkes.go.id/article/view/15040100019/situasi-gangguan-penglihatan-dan-kebutaan.html.
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan. Laporan provinsi Kalimantan Selatan Riskesdas. 2018.
Aini AN, Yunita Dyah PS. Kejadian katarak senilis di RSUD Tugurejo. Higea J Publ Health Res Development 2018;2(2):295-306.
Berg T, Rijin LJ, Michael R. Straylight effects with aging and lens extraction. Am J Ophthalmol. 2007;144(33):358-63.
Lumunon GN, Erlani K. Hubungan antara merokok dan katarak pada usia 45-59 tahun. J Biomedika Kes. 2020;3(3):126-30.
Sudrajat A, Al-Munawir, Supangat. Pengaruh faktor risiko terjadinya katarak senil pada petani di wilayah kerja Puskesmas Tempurejo Kabupaten Jember. Multidisiplinary J. 2021;4(2):39-46.
Pradevi L, Moegiono, Atika. Effect of type-2 diabetes mellitus on cataract incidence rate at Ophthalmology Outpatient Clinic, Dr Soetomo Hospital Surabaya. Folia Medica Indonesiana 2012;48(3):137-43.
Kim DJ, Kwon KO, Park YH, Lee SM, Kim KM. The relationship with motor praxis and visual perception of elementary school student. J Korean Soc Occup Ther. 2016;14:69-74.
Laila A, Ilyas R, Juminten S. Analisis faktor-faktor risiko kejadian katarak di daerah pesisir Kendari. Medula 2017;4(2):377-87.
Virgo G. Faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya katarak senilis pada pasien di poli mata RSUD Bangkinang. J Ners Universitas Pahlawan 2020;4(2):73-82.
Linetsky M, Cibin TR, Kaid J, Xingjun F, Vincent MM, Abhay, et al. UVA light excited kynurenines oxidize ascorbate and modify lens proteins through the formation of advanced glycation end products. J Biol Chemistry. 2014;289(24):17111-23.
Indraswati E. Hubungan antara kadar gula darah acak dan HbA1c dengan ketebalan lensa pada penderita diabetes melitus tipe II di instalasi rawat jalan mata RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Departemen Ilmu Kesehatan Mata FK Unair. J Oftalmologi Indon. 2010;7(4):155-9.
Lestari I, Fifiyahpuahsari. Levels of diabetes blood sugar with type of cataract. IJNMS. 2019;3(1):7-13.
Yu X, Danni L, Xinran D, Jiliang H, Ke Y. Hypertension and risk of cataract: A meta-analysis. Plos One 2014;4:1-17.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Dina Eka Martyana
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.