Diagnosis Sarkopenia pada Geriatri Menggunakan Akselerometer Actigraph wGT3XBT: Tinjauan Naratif
Analisis
DOI:
https://doi.org/10.55175/cdk.v52i10.1421Kata Kunci:
Akselerometer, Actigraph wGT3X-BT, lanjut usia, sarkopeniaAbstrak
Sarkopenia adalah kondisi degeneratif penurunan massa dan kekuatan otot berkaitan dengan usia. Prevalensi sarkopenia di seluruh dunia bervariasi antara 8% hingga 36% pada individu berusia di bawah 60 tahun, dan antara 10% hingga 27% pada individu berusia 60 tahun ke atas. Terdapat 9,92% atau sekitar 26,82 juta orang lanjut usia di Indonesia. Beberapa studi telah menyatakan bahwa pada tahun 2020, insiden sarkopenia di Indonesia berkisar antara 9,1% hingga 59%. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa akselerometer dapat memberikan pengukuran kuantitatif aktivitas fisik, yang berkorelasi positif dengan massa dan kekuatan otot lanjut usia (lansia). Akselerometer, khususnya Actigraph wGT3X-BT, menawarkan pendekatan objektif untuk mengukur aktivitas fisik dan memberi wawasan penting tentang sarkopenia. Akselerometer menggunakan metode yang objektif untuk mengukur aktivitas fisik, memberikan informasi mengenai sarkopenia, dan berfungsi sebagai alat diagnostik klinis yang ditandai dengan berkurangnya massa otot dan fungsi otot. Hasil tinjauan literatur menunjukkan bahwa Akselerometer Actigraph wGT3X-BT memiliki potensi besar untuk deteksi dan diagnosis dini sarkopenia. Penggunaan teknologi ini secara terintegrasi diharapkan dapat meningkatkan akurasi diagnosis dan memungkinkan intervensi yang lebih efektif, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup lansia di Indonesia.
Unduhan
Referensi
Lintin G, Miranti. Hubungan penurunan kekuatan otot dan massa otot dengan proses penuaan pada individu lanjut usia yang sehat secara fisik. J Kes Tadulako. 2019;5:1–62. doi: 10.22487/HTJ.V5I1.105. PMID: 38033420.
Njoto EN, Aryana IGPS. Sarkopenia pada lanjut usia: patogenesis, diagnosis dan tata laksana. J Peny Dalam Indon. 2023;10(3):164–73. doi: 10.7454/jpdi.v10i3.1444.
Cruz-Jentoft AJ, Bahat G, Bauer J, Boirie Y, Bruyere O, Cederholm T, et al. Sarcopenia: revised European consensus on definition and diagnosis. Age Ageing 2019;48(1):16–31. doi: 10.1093/ageing/afy169.
Mellen RH, Girotto OS, Marques EB, Laurindo LF, Grippa PC, Mendes CG, et al. Insights into pathogenesis, nutritional and drug approach in sarcopenia: a systematic review. Biomedicines 2023;11(1):136. doi: 10.3390/biomedicines11010136.
Amanda F, Arsyad N. Gambaran kekuatan otot tangan dan massa otot serta performa fisik terkait potensi sarkopenia pada lansia. Indon J Physiother. 2024;4(1):14–8.
De Jaka PS. Lebih dekat dengan sarkopenia: permasalahan populasi geriatri [Internet]. 2023. Available from: https://sejawat.co.id/articles/lebihdekat-dengan-sarkopenia-permasalahan-populasi-geriatri-1673761276.
Harimurti K, Setiati S, Soejono CH, Aryana IS, Sunarti S, Budiningsih F, et al. Sarcopenia in a multiethnic state: a cross-sectional data analysis of multicentre Indonesia longitudinal aging study. Acta Med Indones. 2023;55(1):63-9. PMID: 36999256.
Pratiwi YS, Lesmana R, Setiawan, Purba A. Autophagy dan sarkopenia. Syifa’Medika. 2019;10(1):31–45. https://doi.org/10.32502/SM.V10I1.1781.
Mustapoevich DT, Kim W. Machine learning applications in sarcopenia detection and management: a comprehensive survey. Healthcare. 2023;11(18):2483. doi: 10.3390/healthcare11182483.
Scott D, Johansson J, Gandham A, Ebeling PR, Nordstrom P, Nordstrom A. Associations of accelerometer-determined physical activity and sedentary behavior with sarcopenia and incident falls over 12 months in community-dwelling Swedish older adults. J Sport Health Sci. 2021;10(5):577–84. doi: 10.1016/j.jshs.2020.01.006.
Chen LK, Woo J, Assantachai P, Auyeung TW, Chou MY, Iijima K, et al. Asian working group for sarcopenia: 2019 consensus update on sarcopenia diagnosis and treatment. J Am Med Dir Assoc. 2020;21(3):300-307.e2. doi: 10.1016/j.jamda.2019.12.012.
Gao Z, Liu W, McDonough DJ, Zeng N, Lee JE. The dilemma of analyzing physical activity and sedentary behavior with wrist accelerometer data: challenges and opportunities. J Clin Med. 2021;10(24):5951. doi: 10.3390/jcm10245951.
Rowe VT, Neville M. Measuring reliability of movement with accelerometry: Fitbit versus ActiGraph. Am J Occup Ther. 2019;73(2):7302205150p1–6. doi: 10.5014/ajot.2019.030692
Thornton CB, Kolehmainen N, Nazarpour K. Using unsupervised machine learning to quantify physical activity from accelerometry in a diverse and rapidly changing population. PLOS Digit Health. 2023;2(4):e0000220. doi: 10.1371/journal.pdig.0000220.
Veen J, Montiel-Rojas D, Nilsson A, Kadi F. Engagement in muscle-strengthening activities lowers sarcopenia risk in older adults already adhering to the aerobic physical activity guidelines. Int J Environ Res Public Health. 2021;18(3):989. doi: 10.3390/ijerph18030989.
Airlie J, Forster A, Birch KM. An investigation into the optimal wear time criteria necessary to reliably estimate physical activity and sedentary behaviour from ActiGraph wGT3X+ accelerometer data in older care home residents. BMC Geriatr. 2022;22(1):136. doi: 10.1186/s12877-021-02725-6.
Aadland E, Ylvisaker E. Reliability of the Actigraph GT3X+ accelerometer in adults under free-living conditions. PLoS One 2015;10(8):e0134606. doi: 10.1371/journal.pone.0134606.
Zhu C, Du Y, Zhao Y. Subjective and objective physical activity measurement methods for the prediction of possible sarcopenia. Med Discoveries. 2023;2(3):3-4. doi: 10.52768/2766-7820/2269.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Fatmanur Hurulhanifa, Nimas Adiani Sekar Laranti, Hanifa Nur Shabrina, Norina Agatri, Gembong Satria Mahardhika
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
