Herpes Zoster Oftalmikus Sinistra pada Geriatri dengan Komplikasi
DOI:
https://doi.org/10.55175/cdk.v48i4.64Kata Kunci:
neuralgia pasca-herpetika (NPH), herpes zoster oftalmikus (HZO), GeriatriAbstrak
Herpes zoster oftalmikus (HZO) adalah salah satu bentuk klinis herpes zoster (HZ) yang melibatkan saraf oftalmikus. Geriatri meningkatkan risiko komplikasi HZ seperti neuralgia pasca-herpetika (NPH) karena penurunan imunitas seluler. Kasus: Satu kasus HZO pada laki-laki 61 tahun. Diagnosis HZO berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik berupa lesi pustula, ekskoriasi, dan krusta unilateral sesuai daerah persarafan nervus oftalmikus (V1) dan maksilaris (V2) kiri disertai nyeri. Pemeriksaan mata mendapatkan gambaran konjungtivitis viral. Terapi topikal kompres terbuka dengan larutan garam faali dilanjutkan dengan salep sodium fusidat. Pada mata diberi asiklovir salep mata dan ofloksasin tetes mata. Terapi sistemik asiklovir 5x800 mg selama tujuh hari, antibiotik (eritromisin), dan analgesik (metampiron). Saat remisi, pasien diberi amitriptilin untuk mengatasi NPH dan menghasilkan remisi komplit.
Herpes zoster ophthalmica (HZO) is a clinical form of herpes zoster (HZ) with ophthalmic nerve involvement due to reactivation of the varicella zoster virus (VZV). Geriatrics condition increase the risk of complication due to decreased cellular immunity. Post herpetic neuralgia (PHN) is a frequent complication of HZO. Case: A 61-year-old male with HZO. Diagnosis was based on history and unilateral distribution of pustular lesions, excoriation, and crust in left ophthalmic (V1) and maxillary (V2) dermatomearea. Topical therapy used open saline dressing with sodium fusidate ointment, acyclovir eye ointment and ofloxacin eye drops. The systemic therapy was acyclovir 5x800 mg for seven days, antibiotic (erythromycin), and analgesic (methampirone). During remission, amitriptyline was given to reduce pain due to PHN. The patient went to a complete remission.
Unduhan
Referensi
Cohen KR, Salbu RL, Frank J, Israel I. Presentation and management of herpes zoster (Shingles) in the geriatric population. Pharmacy Therapeut. 2013;38(4):217-24.
John A, Canaday DH. Herpes zoster in the older adult. Infect Dis Clin North Am. 2017;31(4):811-26.
Rober I, Laibson P. Herpes zoster ophthalmicus. In: Leibowitz HM, editor. Corneal disorders clinical diagnosis and management. Philadelphia: WB Saunders; 1984. p. 409-19.
Oxman MN, Alani R. Varicella and herpes zoster. In: Fitzpatrick TB, Eizen AZ, editors. Dermatology in general medicine. 4th Ed. New York: Mc Graw Hill; 1993. p. 2534-72.
Martin GM, Lawrence RS. Herpes zoster. In: Behrman RE, Vaughn VC, Nelson WE, editors. Textbook of pediatrics. 14th Ed. Philadelphia: WB Saunders; 2000. p. 975-7.
Wiryadi BE. Diagnosis herpes zoster. Disampaikan pada Diskusi Panel Penatalaksanaan Infeksi Virus Varisela-Zoster, Jakarta, 2 Februari 1994.
PERDOSKI. Panduan praktik klinis bagi dokter spesialis Kulit dan Kelamin di Indonesia. Jakarta; 2017.
Gershon A, Russa P. Varicella-zoster infections. In: Krugman S, Katz SL, Gershon A, editors. Infectious diseases of children. 9th Ed. St Louis: Mosby; 1992. p. 587-614.
PERDOSKI. Penatalaksanaan herpes zoster. In: Pusponegoro EH, Nilasari H, Lumintang H, editors. Buku panduan herpes zoster di Indonesia 2014. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2014.
Priliawati NNT, Suryawati N. Herpes zoster lumbosakral sinistra setinggi L4-L5-S1 pada seorang wanita 45 tahun dengan kanker serviks stadium IIIB pasca terapi radiasi eksterna 33 Fraksi. Program Pendidikan Dokter Spesialis I Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Udayana. Denpasar; 2015.
Saad S, Christopher NTA. Evaluation and management of herpes zoster ophthalmicus. Am Fam Physician 2002;66(9):1723-30.
Lily S, Indrarini. Penatalaksanaan infeksi virus varisela zoster pada bayi dan anak. MDVI 2000; 45:65-72.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2021 Cermin Dunia Kedokteran
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.